KODE-4

Wednesday, February 28, 2007

Puisi untuk TNI dari Nenek di Kampung

—dedikasi untuk saudaraku di aceh—

nenek tetap bangun sebelum shalat subuh, seperti dulunya
saat kamu masih tinggal di kampung bersama nenek.
tak ada yangb berubah.
insya allah nenek masih menjaga semua album fotomu,
ketika kamu masih dalam pendidikan militer itu.
nenek bangga, nenek senang, dan nenek cerita pada semua orang
:”surbat— cucu nenek— tentara yang berani.”
nenek tambah muda jika tetangga cerita tentang tentara, apalagi tentang kamu.
tapi, kadang-kadang tetangga bertanya: benarkah kamu ikut ke aceh untuk berperang?
mereka bilang, orang-orang yang menjadi musuh tentara itu, juga saudara kita?
dan tentara banyak menembak mereka?
benarkah itu cucuku?
nenek tak bisa jawab, jika orang bertanya tentang itu!
jelaskan ke nenek dalam suratmu, ya!?

surat nenek belum juga kamu balas!
sudah enam kali nenek kirim surat
tetangga terus bertanya
apa benar kamu ikut menembak orang?
tetangga kita cerita pada nenek, saudaranya di aceh mati terbunuh,
kepalanya dipenggal, dia dibunuh tentara!
kini tetangga itu tidak mau lagi menegur nenek, sebab cucu nenek seorang tentara.
nenek tidak suka kalau cucu nenek jadi tukang tembak orang.
nenek benci, nenek telah bakar semua albummu.
mengapa kamu tidak balas surat nenek!?
nenek tak bangga lagi, nenek tak senang lagi, kamu tidak gagah lagi!

ini surat nenek yang terkhir kali,
jika belum juga kamu balas, nenek akan pergi ke aceh, ke tempatmu berperang itu!
nenek akan paksa kamu pulang, nenek tak ingin kamu membunuh orang,
apalagi saudara kita!
berdosa membunuh orang!


‘surbat titik cepat pulang nenekmu sakit keras titik’
surbat haus, ia tidak pulang
ia suka lihat orang mati di matanya.


Padang, 17 Agustus 1999- 9 Desember 2002

No comments:

Post a Comment