KODE-4

Wednesday, February 28, 2007

Kubenam Selusin Peluru di Jantung Garuda

—dedikasi untuk saudaraku di aceh—

ia dalam busana loreng memanjangkan rambut
untuk mengikat kaki garuda yang selalu disandang di dada
dan mematuhkan paruhnya di bangkai-bangkai saudaranya yang disembelih tiap pagi
: sebuah kemenangan
tentu ia menyisir saban hari bebuluan garuda yang dipeliharanya menjelang dewasa
barangkali, iapun metamorfosis dari palasik yang disuarakan jakarta
sekalipun seekor burung murai batu lebih berharga daripada garuda,
yang tidak pernah diajarkan menggeleng,
yang tidak pernah bersuara,
yang tidak pernah menitikkan airmata,
dan heh, ia anggap pula unggas yang paling cerdas di muka bumi
“milik bangsa kita,” katanya.
ehm, siapa yang tak jengkel!


Padang, 1999-2003

No comments:

Post a Comment