KODE-4

Wednesday, February 28, 2007

Ia Menangis Pagi-pagi saat Kepala Kakaknya Bersua di Tepi Ladang

—dedikasi untuk saudaraku di aceh—


Malam.
Dongeng berganti cerita ketakutan
“Cobalah pejamkan mata, gelap akan bergayut halus.
Sejak kapan kamu benci sejarah?” tanya kakaknya.
“Sejak aku tak mampu lagi picingkan mata, darah membakar kelopak mataku.
Sejak kapan kakak suka sejarah?” tanya adiknya.
“mungkin esok.”

ada ngeri di daun pintu, juga dalam mimpi
lalu, subuh terkapar sambil hela fajar pagi
loreng-loreng membunuh matahari
hijau-hijau mengikir rembulan
senjata mengikis santri-santri
membenamkan sakit hati

lalu mereka tertawa seraya bersihkah mulut bedil
yang lain menyemir sepatu dan mandi
selanjutnya mereka tegus bir
melayang di dedaunan ganja
menikmati kejantanan

melampiaskan sperma yang terpendam

berulang-ulang
lalu perta lagi
“ini kepala kakakku?”


Padang, 1998-2002

No comments:

Post a Comment