KODE-4

Friday, February 16, 2007

Duet GAMMA

Berkisar di Kain Sarung
OLEH Nasrul Azwar

Media online http://www.ranah-minang.com yang diakses sekitar 2000 user/hari dari berbagai belahan dunia, kembali melakukan jajak pendapat tentang kinerja pasangan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman. Sebagai gubernur dan wakil gubernur Sumatra Barat. Pertanyaan jajak pendapat yang ditayangkan semenjak tanggal 26 November 2005 adalah “Bagaimana kinerja Gamawan Fauzi-Marlis Rahman dalam 100 Hari Kerja”. 26 November 2006 adalah tanggal yang tepat untuk 100 hari pasangan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman menjadi gubernur dan wakil geburnur Sumatra Barat semenjak keduanya resmi dilantik pada 15 Agustus 2005.

Sebelumnya, menjelang pemilihan kepala daerah langsung (pilkadal) Provisnsi Sumatra Barat akan digelar tanggal 27 Juni 2005, http://www.ranah-minang.com juga melakukan jajak pendapat tentang 5 pasang calon gubernur dan wakil gubernur yang pantas menjadi Gubernur Provinsi Sumatra Barat. Saat itu terjaring 246 pemilih atau user di http://www.ranah-minang.com, dan 104 pemilih (42,28%) dari 246 user menjatuhkan pilihannya kepada pasangan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman mengugguli 4 (empat) pasang calon lainnya. Urutan kedua dipegang oleh pasangan Irwan Prayitno-Ikasuma Hamid dengan 78 pemilih atau 31,71% dari 246 pemilih. Ketiga diikuti pasangan Jeffrie Geovanie-Dasman Lanin (25 pemilih atau 10,16% dari 246 pemilih), keempat Leonardy Harmainy-Rusdi Lubis (7 pemilih atau 2,85% dari 246 pemilih), dan pasangan M Kapitra Ampera-Dalimi Abdullah (4 pemilih atau 1,63% dari 246 pemilih). Sedangkan yang tidak memilih satupun dari kelima pasang itu berjumlah 28 pemilih atau 11,38% dari 246 pemilih. Yang mengesankan adalah hasil jajak pendapat ini ternyata tak meleset jauh hasil perolehan suara masing-masing kandidat yang bersaing dalam pilkadal 27 Juni 2005 lalu (data lengkap dapat diakses pada file arsip http://www.ranah-minang.com).
Mengecewakan
Untuk itu pula, galibnya media massa sebagai salah satu ranah publik, maka kali ini http://www.ranah-minang.com mengetengahkan secara faktual jajak pendapat terhadap kinerja 100 hari masa pemerintahan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatra Barat. Alasan dibukanya jajak pendapat ini, tentu saja berkaitan dengan salah satu fungsi media-massa untuk menjalankan fungsinya sebagai lembaga kontrol serta pertanggungjawan sosial pada “audience”nya. Selain itu, juga berkaitan dengan asumsi dasar bahwa user yang berpartisipasi dalam jajak pendapat sebelumnya tentang pasangan yang pantas menjadi Gubernur Sumatra Barat, perlu kiranya jajak pendapat itu di-follow up. Diupayakan, pertanyaan dalam jajak pendapat keduanya saling berkaitan, tatapi yang kedua ini lebih kepada semacam koreksi terhadap kinerja dan performance pemerintahan kedua pasang yang dipilih rakyat Sumatra Barat. Pertanyaannya adalah “Bagaimana kinerja Gamawan Fauzi-Marlis Rahman dalam 100 Hari Kerja”, dan user diberi 3 (tiga) opsi, memuaskan, mengecewakan, dan tidak peduli.
Alasan yang argumentatif jajak pendapat yang dilakukan ranah-minang.com tidak memiliki pretensi dan kepentingan apapun. Jajak pendapat sangat mungkin dilakukan mengingat sebagian besar user atau pengakses situs ini adalah masyarakat yang secara psikologis-emosional dan geneologis berkaitan dengan Sumatra Barat atau ranah Minang, serta tentu saja memiliki kepedulian dengan ranah Minang.
Uniknya, jajak pendapat yang digelar di http://www.ranah-minang.com, para user bukan saja diberikan pilihan tetapi user dipersilakan juga untuk mengomentari terhadap kinerja Gamawan Fauzi-Marlis Rahman selama 100 hari berjalan (saat artikel ini ditulis, pasangan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman telah memasuki 150 hari kerja). Tentu saja, komentar yang muncul itu sesuai dengan opini, pengalaman, dan latar belakang pendidikannya. Terbukanya kesempatan bagi user berkomentar membuat jajak pendapat yang dilakukaan pengelola http://www.ranah-minang.com menjadi berbeda dengan jajak pendapat yang dilaksanakan pihak lain selama ini.
Hingga tanggal 26 Januari 2006, terjaring 176 pemilih dan 11 komentar yang muncul dari user. Namun demikian, 176 pemilih itu, seperti dijelaskan di atas, media on-line bisa diakses dari seluruh penjuru dunia, maka jumlah 176 pemilih itu, bukan reprsentasi dari penduduk yang berdomisili di Sumatra Barat. Namun demikian, inilah fakta yang berhasil dihimpun.
Dari 11 komentar itu, mencuat pelbagai pendapat tentang kinerja pasangan ini. Paling tidak, dari komentar yang dituliskan user di pada kolom “komentar”, dapat disimpulkan sebagian besar user menyebutkan belum ada program konkret seperti dijanjikan dalam kampanye dulu dan program yang sifnifikans, terarah, gebrakan yang konseptual selama 100 hari kerja Gawaman Fauzi-Marlis Rahman. Namun demikian, user tetap menaruh harapan kepada pasangan ini dengan memberi catatan “khusus” agar elemen-elemen lembaga publik, cendekiawan, intelektual, institusi legislatif, dan masyarakat Sumatra Barat, baik yang berada di ranah Minang maupun di rantau, dan lain sebagainya untuk tetap mengawasi dan “mengingatkan” jika kebijakan gubernur ditenggarai merugikan rakyat.
“Dalam 100 hari yang telah lewat, terlihat belum adanya keinginan Gawaman-Marlis untuk menciptakan good government, pemerintahan yang bersih, pemerintahan yang dapat diawasi oleh masyarakat yang mereka pimpin, pemerintahan yang lebih mengutamakan kepentingan masyarakat,” tulis seorang user yang menamakan dirinya Nan Tasasek dalam http://www.ranah-minang.com.
Selanjutnya Nan Tasasek menyebutkan, kewajiban masyarakat, tentunya mengingatkan. Yang jadi persoalan, sepertinya karakter orang Minang sudah bergeser. Keinginan untuk mengkritisi pemegang kekuasaan, sepertinya sudah tidak ada atau sangat jauh berkurang. Masyarakat seperti "bergerak" mencari aman, berusaha mendekatkan diri dengan pemegang kekuasaan, berharap datangnya proyek. Tidak ada yang dapat diharapkan dari lembaga legislatif yang semakin adem tanpa gejolak karena berebut mencari "lahan", berebut bikin kaukus. Pun, tidak ada yang dapat diharapkan dari media penyampai informasi karena mereka lebih konsentrasi menyampaikan peresmian di sana-sini atau perjalanan pejabat antah-berantah, persis seperti TVRI di era Orde Baru.
Penilaian user terhadap kinerja Gamawan Fauzi-Marlis memang tak beranjak dari “kekecewaan” tergambar dari hasil jajaj pendapat itu. Dari 176 user yang berpartisipasi dalam jajak pendapat itu, 32 (18,18%) dari 176 user memilih “memuaskan”, 133 (75,56%) dari 176 user menaruh opsinya pada “mengecewakan”, dan 11 user (6,25%) user memilih “tidak peduli”.
Menariknya, semenjak dibukanya jajak pendapat di http://www.ranah-minang.com hingga artikel ini ditulis, opsi “mengecewakan” ini terus berada diperingkat teratas dan tak pernah bergeser. Indikator ini tentu sangat menarik dicermati lebih lanjut. Paling tidak jika kita mencoba mengaitkannya dengan perjalanan 150 hari (sampai saat kini) pasangan Gamawan-Marlis sebagai pemimpin Sumatra Barat.
Jika melihat kondisi semenjak pasangan ini dilantik pada tanggal 15 Agustus 2005 lalu dan dikaitkan dengan hasil jajak pendapat, yang 75,56% responden mengatakan “mengecewakan” tentu dapat dimaklumi. Tampaknya 150 hari waktu yang telah dihabiskan pasangan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman, keduanya masih berkutat pada soal-soal yang berbau seremonial: pelantikan, kunjungan ke daerah-daerah, pusat atau luar negeri, peresmian iven ini-itu, menerima tamu ini-itu, seminar ini-itu, dan mengundang tokoh ini-itu, dan sejenis itu.
Relevansinya dengan visi dan misi yang dikemukakan saat kampanye, sejauh ini belum terlihat secara konkret aksentuasi yang fokus, kebijakan dengan pertimbangan skala prioritas sebagai agenda utama, baik di bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, kesehatan, pendidikan, penegakan hukum, dan lain sebagainya. 100 hari rakyat itu rakyat Sumatra Barat hanya menyaksikan cerita-cerita yang berulang-ulang didendangkan dan telah menjadi musik klasik tentang diri mereka.
Gubernur Sumatra Barat yang hadir sekarang dalam pengertian reformasi kultural, hukum, politik, sosial, dan tuntutan hadirnya tatanan good local governance reform, sangat beda dengan pola dan sistem politik gubernur terdahulu. 150 hari itu mestinya telah terjadi perubahan yang sangat signifikan di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat itu sendiri, dan ternyata masih jauh panggang dari api.
Mubes Gebu Minang, Lokakarya RPJM, dan Pertemuan Bilateral antara Indonesia dan Malaysia, beberapa kalangan mengatakan sebagai “keberhasilan” dan “kesuksesan” pasangan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman. Namun demikian, bagi masyarakat dan rakyat kecil, “keberhasilan” itu masih tetap dimaknai sebagai sebagai keberhasilan elit pemeritahan, dan itu tidak menyentuh kebutuhan mereka yang paling mendasar yakni kebutuhan pangan.
Situs http://www.ranah-minang.com adalah media on-line yang menyajikan informasi dan peristiwa yang terjadi di Sumatra Barat, serta memuat artikel-artikel dan tulisan penelitian tentang adat dan budaya Minangkabau. Semenjak di-on-line-kan pada 13 Februari 2004, halaman portal http://www.ranah-minang.com telah 15. 837.952 kali ditampilkan. Data statistik itu menunjukkan bahwa http://www.ranah-minang.com memiliki rating yang cukup tinggi diakses pengguna internet. Maka, hasil jajak pendapat yang dihadirkan http://www.ranah-minang.com memiliki arti yang cukup penting dalam konstelasi dan perjalanan Provinsi Sumatra Barat ke depan. ***

No comments:

Post a Comment