KODE-4

Friday, August 10, 2007

Dua Tahun GAMMA:

Pertumbuhan Ekonomi Sumbar 6,14 Persen

Pertumbuhan ekonomi Sumbar mencapai 6,14 persen pada tahun 2006, sementara angka kemiskinan dapat ditekan 0,6 persen pada tahun terakhir. Sisi lain yang membesarkan hati, tahun ini masuk uang pemerintah ke Sumbar Rp12,5 triliun, naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp8 triliun. Peredaran uang yang bersumber dari APBD dan DIPA itu, hampir merata ke seluruh daerah, sesuatu yang dinilai bisa melecut pertumbuhan ekonomi daerah ini.

Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi dan Wakil Gubernur Marlis Rahmat mengemukakan hal itu dalam silaturahminya dengan Singgalang , Kamis kemarin. Katanya pertumbuhan ekonomi dan menurunan angka kemiskinan itu, merupakan sesuatu yang bagus. “Penurunan kemiskinan itu data BPS,” kata Gamawan. Ia yakin, penurunan tadi ada kausalitasnya dengan banyaknya uang masuk ke Sumbar dan sebab-sebab lainnya. Pada 15 Agustus mendatang, pasangan Gamawan-Marlis (Gamma) genap dua tahun memimpin Sumbar. Banyak keberhasilan yang didapat, sementara pekerjaan lain terus menyusul.

Selama kepemimpinannya, ada PR-PR lama yang dituntaskannya pada tahun pertama kepemimpinan keduanya. Masing-masing agenda itu kata pasangan yang akrab disapa Gamma ini dilakukan hanya dalam rentang waktu tiga bulan. Agenda peninggalan gubernur sebelumnya itu menurut Gamawan dalam silahturahminya ke Harian Singgalang Kamis (9/8) yakni, persoalan PT Semen Padang dan beberapa soal lainnya. “ Ada empat tuntutan waktu itu. Tiga di antaranya telah selesai, saham pemerintah tetap dominan, Cemex hengkang dari PT Semen Padang dan hak-hak istimewanya dihilangkan. Satu lagi yang tinggal dalam masalah PT SP ini adalah spin off yang kini diproses, karena sekarang sedang restrukturisasi,” paparnya. Bukan bermaksud membanggakan diri, perjuangan 10 tahun itu berha­sil hanya dalam waktu tiga bulan. Begitu juga dengan perubahan status Bank Nagari, perjuangan embarkasi haji dan pembangunan Masjid Nurul Iman. “Masing-masingnya dalam rentang tiga bulan,” tegasnya lagi.

Di masa dua tahun kepemimpinan Gamma juga dibuat sejumlah jalan. Pembangunan jalan baru, memang sudah lama tidak ada, kecuali pelebaran semata. Proyek infrastruktur jalan nasional juga berha­sil digaet ke Sumbar. Sebut saja, jalan Sicincin-Malalak dengan panjang 41 Km. “Tahun ini kita juga akan memulai pembangunan jalan dari bandara menuju akses Jalan Airport ke Sicincin sepan­jang 16 km,” bebernya yang kemarin diikuti pula Kabag Humas Setdaprov Sumbar, Fachril Murad dan Kabag Pemberitaan, Zulnadi. Masih tahun ini, rencananya juga akan dibuka akses jalan dari Solok tembus ke Pesisir Selatan. “Jalan-jalan baru banyak kita buka, bukan lagi hanya sekedar menambal sulam,” paparnya.

Kemiskinan

Sementara dari sisi pengentasan kemiskinan, menurut BPS telah tercapai penurunan angka kemiskinan sebesar 0,6 persen dari 12,7 persen. Sampai 2009 atau diakhir masa jabatannya, Gama menarget­kan angka itu turun sampai 10 persen dari total penduduk Sumatra Barat. “Angka kemiskinan naik, turun atau tetap, selalu BPS yang merilis, bukan kita, data BPS terpercaya,” kata dia. Gamawan mengakui sedikit kecewa dengan kritik yang disampaikan terhadap keberhasilannya dalam menurunkan angka kemiskinan. Indikator kritikan itu pun tidak mendasar, sehingga terkesan sebagai asumsi yang tak logis. Padahal, selama ini berbagai upaya pengentasan kemiskinan itu terus dilakukan pasangan yang dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar, 15 Agustus 2005 lalu. “Apa yang tidak kita lakukan dalam mengentaskan kemiskinan. Mulai dari memberikan kredit kepada masyarakat sampai menyalurkan berbagai bantuan berupa bibit kakao, long tail dan lainnya,” paparnya sedikit kecewa.


Pengembangan kakao di Sumbar yang telah ditetapkan sebagai sentra kakao wilayah barat di Indonesia itu dinilainya sangat efektif menurunkan angka kemiskinan. Karena, untuk menanam kakao tidak butuh hamparan lahan yang luas. Cukup ditanam di sela-sela tana­man lainnya atau di pekarangan rumah. “Kalau sawit kita tidak mungkin lagi, karena lahan kita memang tidak ada lagi untuk itu,” ulasnya. Lagipula dalam pandangannya belum ada satu teori apapun juga yang mampu menghilangkan kemiskinan secara absolut dan serta-merta. Di tiap negara teori yang diterapkan selalu disesuaikan dengan kondisi daerah mereka masing-masing. Yang diterapkan juga jauh berbeda antara satu dengan lainnya. “Kalau ada teori itu, kita pasti akan pakai,” ujarnya sambil tertawa kecil.

Untuk pendidikan, berbagai upaya pun terus dilakukan. Mulai dari memberikan stimulan kepada anak-anak berprestasi, 110 anak-anak kurang mampu yang diterima di lima Perguruan Tinggi favorit sampai memberikan beasiswa bagi dosen yang akan mengambil gelar master. Juga ada dana untuk membiayai dua ribu guru. Agar uang yang beredar semakin banyak di Sumbar, gubernur terus berupaya mendapatkan dana dari pusat. Bahkan tawaran dari Direk­tur Utama Bulog, Mustafa Abu Bakar yang menyebutkan Sumbar bisa menjadi pelopor bebas Raskin menurutnya harus benar-benar diper­timbangkan kembali. Karena, di satu sisi amat menguntungkan ma­syarakat miskin, karena tak harus memikirkan membeli beras dengan harga tinggi. Konsekuensi lainnya, Sumbar menjadi malu dengan tingginya jumlah raskin yang masuk. “Tapi mana yang lebih pent­ing,” pungkasnya.

Gamawan bersilatuarhmi ke Singgalang , karena ia sudah dua tahun menjadi gubernur. Kemitraan dengan pers, katanya, selalu membuat ia menemukan bahan untuk diperbuat setiap pagi. “Pers selalu mengingatkan saya,” kata dia, yang diamini oleh Marlis. Pasangan ini, tak terdengar macam-macam. Kompak dalam menjalankan roda pemerintahan. Gamawan dan Marlis, merupakan gubernur pertama Sumbar dipilih langsung oleh rakyat, karena itu, ia menjadi bagian dari sejarah demokrasi di Ranah Minang. o 104

Singgalang, Jumat,10 Agustus 2007


No comments:

Post a Comment